top of page

Jejaring Rawan

  • Writer: thesunsbrightside
    thesunsbrightside
  • Jan 4, 2019
  • 1 min read

Mengapa aku selalu salah dalam membaca arah mata angin.. ? Bukankah tepat bila ada mentari sebagai toloknya?



Segelintir hujan rahmat turun sebentar dan mengisi lubang-rumpang di aspal jalan, kemudian menguap lagi dimakan langit. Rasanya aku terlalu memperhatikan dan menginginkan kelapa di atas sana, hingga lupa adanya rumpang itu buatku terjungkal kembali ke tanah. Aaah, apalah dayaku. Aku terlalu berharap akan langit cerah yang tembuskan sinarku ke bumi. Kini relung hatiku yang pilu semakin melepuh mengikuti kepayahan manusia menjaga keseimbangan alam semesta, pembodohan masal berkedok pendidikan ada di mana-mana, tapi aku bukan ingin bicara tentang sejujur itu sekarang. Aku mau meracau sambil menggumam dan mengeluh atas segala hawa panas tidak jelas yang tidak terwujud.


Sumpah.



Aku ini sebenarnya kehausan atau hanya tidak sabar?! Aku menenun bulu mata ku hingga siang dan berharap ruang itu terpenuhi, namun ketika ada seekor lalat terbang dan berusaha membuka pintu masuk ke sana, lalat itu hilang begitu saja. Diterpa topan, atau masuk segitiga bermuda. Aku tidak sabar ingin menanam benih itu dan merawatnya setiap hari! Aku khilaf dan air mata langit terjatuh, tapi lebih deras yang di pelupuk mata. Hujani aku dengan peluhmu saja, jangan air matamu!


Aku hanya bisa mengencani bayanganmu.

Mungkin kau hanyalah seperti iklan internet.

Recent Posts

See All
The Space

I know I couldn’t ever tell you I hate when other girls get too close to you How I was so terrified That you would fall for the other...

 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • Wattpad
  • deviantart ID
  • Soundcloud
  • Youtube
  • Facebook Page
  • Twitter Account
  • Instagram

© 2018 by thesunsbrightside. Proudly created with Wix.com

bottom of page