top of page

Spiritual Journey : First Year of Transformation.

  • Writer: thesunsbrightside
    thesunsbrightside
  • Feb 25, 2020
  • 3 min read

Updated: Jan 17, 2021

Hai semuanya!


Sudah setahun aku nggak ngeposting di sini yah! Banyak sekali yang sudah saya lewati tanpa membuat sebuah update di space kecil ini.


Sudah setahun; hmm... tandanya sebentar lagi aku akan resmi 2 tahun jadi vegetarian cabang pescatarian + lacto-ovo! Well, masih besok September, sih, but, it's been quite a very strange journey!!!


Banyak sekali pengalaman dan self-update yang terjadi, dan jujur sangat terasa dampaknya di dalam hidupku. Tidak terasa satu tahun sudah berusaha self-centering, self-upgrading dan spiritual awakening.


To be completely honest, aku sangat bangga dengan perkembangan spiritual dan mentalku sejauh ini! Aku nggak sabar akan ngebagiin perjalananku di little space of mind-ku ini.


Jam-jam nugas begini, akhirnya aku sedikit luang karena aku sudah cukup berhasil dalam self-managing dan time-managing. Walau mungkin orang lain yang jadi gantian kena pressure (sowry guys it's for our own good), tapi semoga semuanya bisa mengerti betapa baiknya efek dari satu hal yang infamous bernama:



DEADLINE.


  1. SPIRITUAL JOURNEY

Okay, untuk menegaskan dan meluruskan sekali lagi bahwa di sini aku hanyalah seorang praktisi yang membagikan pengalaman personal saja. All results may vary in each individuals!


Setahun (hampir dua tahun) yang lalu aku memutuskan untuk menjadi seorang vegan, walaupun memang bukan vegan sepenuhnya (omG manusiawi sekali saya). Semua berawal dari dunia baruku. Mungkin bagi yang sudah mengenalku sedari SMA menjadi heran karena bahkan setiap pagi menjelang kelas, biasanya aku sudah menenteng 8 tusuk sate ayam dan satu botol air mineral sembari memasuki kelas. Aku terkenal suka membolos, terlambat (entah karena sengaja atau sakit perut; ritual pagiku) dan doing whatever I want. Aku adalah orang paling toxic pada jamannya; namun toxic-ku adalah milikku sendiri! Orang lain jangan sampai teracuni.


Arsitektur adalah dunia yang sama sekali aku harapkan namun tak sebesar yang aku alami saat itu dan kini. Satu bulan berkecimpung dengan STARS 1 dan corat-coret sketsa bangunan n00b berhasil membuat suatu expansion di otakku. Suasana kelas yang sama sekali baru, orang-orang beraneka ragam warna dan suasana yang sama sekali berbeda membuat suatu tombol di otakku terpantik. Satu semester penyesuaian yang berat bila dirasakan. Dituntut untuk berpikir analitis, kritis, kreatif, tetapi tetap tematis, konseptual terstruktur dan skematis, aku merasa mendapatkan bagian dariku yang terenggut selama SMA; kreativitasku yang sebenarnya.


Perkuliahan bukanlah lagi sebuah waktu yang bisa kugunakan untuk menjadi manusia yang paling manusiawi lagi. Setelah banyak perenungan, muncullah niat pertobatanku atas segala dosaku selama SMA. Buruk rupa sekali jiwaku saat itu. Memang sungguh lingkungan para penggiat arsitektur ini berbeda rasanya. Sebuah vibe yang tak mampu kujelaskan dengan kata kata hingga mampu mendorong jiwaku untuk membuat sebuah titik tolak yang amat sangat mengagetkan bahkan bagi diriku sendiri. Sejak saat itulah, seiring dengan ekspansi syaraf-syaraf otakku (setelah tak terpakai sekian lama), serabut-serabut halus jiwaku mulai tersentuh dan terpintal dengan sendirinya menjadi baju zirahku yang sampai kini aku kenakan.


Mulai dari pengurangan kata umpatan. Selama semester 1, aku hanya banyak mengumpat selama berada dengan kawan lamaku. Efeknya sungguh terasa. Mulut hingga bronkusku begitu ringan. Otakku menjadi lebih sejuk, dan semua itu terasa walaupun samar. Intensitas peribadahanku semakin tinggi, dan aku mulai mendalami praktik meditasi. Sedikit demi sedikit, aku mulai membiasakan diri berkawan dengan sisi kosongku. Seiring berjalannya segalanya itu, aku semakin menemukan diriku semakin dalam jatuh cinta dengan dunia spiritual. Aku mulai mengatur jadwal meditasiku. Aku bermodal sebuah artikel literatur di internet dan aplikasi meditasi di handphone-ku yang dengan setia membimbingku dikala aku sedang membutuhkan binaan batin.


Hari demi hari berjalan dan aku merasa semakin tenang, semakin terolah dan damai di dalam diriku sendiri. Hingga suatu hari aku memutuskan untuk menjalin hubungan lebih erat dengan diriku sendiri dengan menjadi seorang vegan. Keputusan yang sulit pada awalnya, namun lambat laun aku menjadi terbiasa. Aku menjadwal porsiku makan ayam, hingga aku sama sekali tidak makan daging merah dan hanya sesekali makan daging ayam dan ikan. Satu bulan pertama aku masih kadang bolong dan malah makan babi (parah sih ini), tapi kemudian aku terbiasa. Sampai sekarang, aku malah heran membayangkan aku yang dulu begitu mencintai daging babi. Malah sekarang membayangkannya saja aku ingin muntah. Lucunya, aku baru kuliah ini mencicipi daging babi pula.


Sungguh ajaib meski aku belum terbiasa, energiku menjadi semakin kuat dan aku mampu menarik keajaiban-keajaiban kecil. Yah, belum sekuat itu. Namun sudah sangat terasa dampaknya.



TO BE CONTINUED.

saya ngantuk gais, ter-distract teman-temanku yang mengembalikan mobil. hehehe. terputus vibenya.

Recent Posts

See All
The Unsent Letter to My First Love

There are so many words I cannot say, when I look into your eyes. I want to be able to tell you one day, but I'm left speechless every...

 
 
 

Comments


SUBSCRIBE VIA EMAIL

  • Wattpad
  • deviantart ID
  • Soundcloud
  • Youtube
  • Facebook Page
  • Twitter Account
  • Instagram

© 2018 by thesunsbrightside. Proudly created with Wix.com

bottom of page